1. Beras Mahal Warga Bireuen Antre di Pasar Beras Murah Peusangan
Tebingtinggi Cerita Beras Mahal Menanggapi naiknya harga beras hingga Rp 162.000 per karung (15 kg) di pasar tradisional Bireuen, Kabupaten Bireuen kembali akan menggelar Pasar Khusus Beras Murah di Kecamatan Peusangan pada besok pagi. Informasi ini diketahui setelah antusiasme tinggi terlihat di pasar murah sebelumnya di Kota Juang. Warga yang mengantre berharap bisa membeli beras kemasan premium ukuran 10 kg dengan harga lebih terjangkau.
2. Dampak Harga Tinggi: Kenapa Pasar Murah Sangat Dibutuhkan?
Harga beras premium di pasar tradisional Kabupaten Bireuen sempat mencapai sekitar Rp 162.000/karung 15 kg. Ini menjadi beban besar bagi keluarga kurang mampu, sementara pasokan dari Bulog belum terdistribusi optimal. Kondisi seperti ini sering memicu permintaan pasar murah oleh pemerintah daerah.
Kesulitan harga makin terasa karena musim paceklik dan rantai distribusi panjang—dari petani ke tengkulak, lalu ke pengecer—memicu biaya logistik meningkat hingga harga jual final melejit.
Baca Juga: Emil Audero Mulyadi Reami Gabung Cremonese, Kiper Timnas Indonesia Lanjutkan Kiprah di Serie A
3. Beras Mahal Jadwal & Mekanisme Pasar Khusus Beras Murah
Berdasarkan pengalaman pasar murah sebelumnya di Kota Juang (27 Mei 2025), Disdagperinkop Bireuen bekerja sama dengan Bulog menyediakan:
-
Beras premium kemasan 10 kg: Rp 100.000–100.000 per karung
-
Telur, gula, minyak lebih murah dari pasaran
Mekanisme pembeliannya dengan membawa KTP atau fotokopi KTP dan antre sejak pagi. Setiap warga umumnya memperoleh maksimal satu paket.
Besok, giliran Kecamatan Peusangan menyelenggarakan giliran pasar murah untuk menekan inflasi lokal dan menjaga stabilitas pangan.
4. Beras Mahal Beras Mahal Suasana & Respons Masyarakat
Di pasar murah sebelumnya, suasana sangat ramai—warga datang pagi-pagi dan antre panjang. Ratusan ibu-ibu dan keluarga rela menunggu demi bisa membawa pulang satu paket sembako bersubsidi, meski stok terbatas dan cepat habis dalam waktu kurang dari dua jam.
Mereka berharap di Peusangan besok bisa mendapatkan kuota beras murah dengan lancar, hingga tidak perlu membeli dari pasar mahal yang memberatkan ekonomi keluarga.
5. Sudut Pandang Berbeda: Artikel Mendalam & Analisis
A. Liputan Ekonomi Lokal
Membahas dampak langsung harga mahal terhadap daya beli masyarakat, terutama saat harga beras melonjak akibat paceklik. Menyoroti peran Bulog dan koordinasi daerah dalam stabilisasi harga.
B. Analisis Logistik & Rantai Sembako
Mengurai inflasi pangan yang dikarenakan rantai distribusi panjang, dominasi tengkulak, dan inefisiensi logistik—termasuk pemborosan di pasca panen dan penyimpanan.
C. Opini & Rekomendasi Kebijakan
Mengusulkan perlunya sistem pasar murah reguler, pembatasan margin tengkulak, dan modernisasi operasional Bulog serta subsidi langsung kepada konsumen kelas menengah ke bawah agar harga stabil.
Tabel Ringkasan Kondisi & Jadwal
| Aspek | Keterangan |
|---|---|
| Harga Beras Pasar | ~Rp 162.000/15 kg di pasar tradisional |
| Harga Subsidi (Pasar Murah) | ~Rp 100.000/10 kg |
| Lokasi Pasar Murah | Kecamatan Peusangan, Bireuen |
| Syarat Pembelian | Bawa KTP atau fotokopi, antre pagi |
| Target Pembeli | Semua lapisan masyarakat, termasuk PNS dan warga umum |
| Tujuan Program | Menekan inflasi, bantu daya beli masyarakat miskin |
| Hambatan Utama | Stok cepat habis, antre panjang, koordinasi distribusi lokal perlu dibenahi |
Penutup: Harapan Warga & Tantangan ke Depan
Warga Bireuen sangat mengandalkan program pasar murah seperti ini, terutama di tengah lonjakan harga komoditas pokok seperti beras. Antrean panjang menjadi gambaran jelas bahwa harga beras saat ini memberatkan masyarakat.
Ke depan, pemerintah daerah perlu memperkuat jadwal distribusi pasar murah, memperbanyak kuota, serta menyempurnakan sistem distribusi agar stok mencukupi dan proses pembelian lebih adil. Langkah ini penting untuk mengurangi ketimpangan akses bahan pokok antara wilayah dan kelompok pendapatan di Bireuen.


